PARUNG INFO - BANTEN - "Seharusnya orang tidak berpuasa menghargai orang yang berpuasa. Tapi ini kebalik, orang yang puasa harus menghargai yang tidak puasa, kan kebelinger."
Beberapa waktu lalu, media sempat dihebohkan dengan seorang ibu pemilik warung makan yang dirazia oleh Satpol PP Kota Serang lantaran buka dan melayani orang yang tidak puasa di siang hari pada bulan Ramadhan. Rupanya, polemik razia ini masih terus berlanjut.
Ada yang menyayangkan dengan adanya dukungan yang diberikan kepada pelanggaran Perda yang sudah dibuat.
Seperti apa yang dikatakan oleh Ketua Pengurus Cabang Nahdatul Ulama Kota Serang Martin Sarkowi, ia mendukung langkah Satpol PP yang berbekal pada Perda Nomor 2 tahun 2010 untuk menertibkan rumah makan yang tetap beroperasi di bulan Ramadhan.
Kota Serang, Pusat Kota Provinsi Banten, mempunyai nilai religius tinggi, nilai-nilai sejarah, budaya. Seharusnya orang tidak berpuasa menghargai orang yang berpuasa. Tapi ini kebalik, orang yang puasa harus menghargai yang tidak puasa, kan kebelinger,” katanya.
Selain itu, ia juga menanggapi persoalan para netizen yang menggalang dana untuk ibu pemilik warung makan yang di razia. Ia memang menghargai rasa kemanusiaan itu. Namun, ia juga menyarankan agar dana yang dikumpulkan itu lebih baik diperuntukkan kepada sejumlah orang yang lebih membutuhkan, bukan kepada mereka yang melanggar perda.
“Banyak tuh, orang kelaparan, kebanjiran, sakit parah, membutuhkan pertolongan bantuan, jangan memplintir permasalahan agama juga,” jelasnya.
Lalu, ia juga memberikan contoh pada saat perayaan Hari Nyepi yang dilakukan oleh sejumlah umat Hindu di Bali. Semua orang menghormatinya, bahkan pesawat saja menghormati dengan tidak beroperasi.
Ia juga mengungkapkan, akan jauh lebih baik apabila bantuan yang dikumpulkan oleh publik yang prihatin bisa diberikan kepada yang lebih membutuhkan dibanding kepada seseorang yang dianggap melanggar perda dan agama.(BantenPlus)
Posting Komentar