METROPOLITAN – Munculnya kabar soal nasib cicit RA Kartini yang hidup sengsara di Parung membuat pemerintah kecamatan ikut bergerak. Sejak informasi itu menyebar, Camat Parung Daswara Sulanjana langsung menyuruh anak buahnya mencari keberadaan cicit tokoh wanita tersebut. Termasuk menelepon seluruh kepala desa (kades) untuk melakukan penyisiran. “Saya sudah menanyakan kepada kepala desa, tidak ada,” kata Daswara.
Ia mengaku tidak ada keberadaan rumah bantuan pemerintah di daerah Parung, Bogor. “Kalau ada petunjuk yang jelas seperti KTP dan sebagainya, lebih mudah sepertinya untuk melacak keberadaan cicit RA Kartini,” ujarnya kepada Metropolitan.
Hal ini juga diutarakan Kepala Desa Cogreg Suherdi. Ia mengaku tidak pernah mendapatkan informasi soal keberadaan cicit RA Kartini. “Sudah saya tanya ke staf dan di buku kependudkan, tidak ada,” ucap Suherdi.
Sebelumnya, Bupati Jepara Ahmad Marzuki menyinggung soal kehidupan keturunan tokoh penggerak emansipasi wanita itu yang memprihatinkan. Marzuki menjelaskan, cucu tunggal Boedi Setyo Soesalit dan menantu RA Kartini, Sri Bidjatini bersama lima anaknya yang merupakan cicit pejuang wanita Indonesia, hidup dalam keprihatinan. Kelimanya yakni Kartini, Kartono, Rukmini, Samimun dan Rachmat hidup sengsara di Parung, Kabupaten Bogor.
“Hanya yang pertama yang lumayan, sedangkan Kartono mengojek. Demikian pula Samimun juga jadi tukang ojek,” ucap Marzuki saat memberi sambutan pada Resepsi Peringatan Hari Kartini ke-39 Tahun di Pendapa Kabupaten Jepara, Sabtu (21/4/2018).
Sementara Rukmini telah ditinggal suaminya yang bunuh diri akibat terlilit ekonomi. Sedangkan Racmat menderita autis. “Dia (Rachmat, red) sudah meninggal,” kata Marzuki.
Ia menambahkan, para keturunan Kartini itu tidak ada yang tinggal atau menetap di Jepara. Mereka justru tinggal di rumah bantuan pemerintah di daerah Parung, Bogor. Namun, mereka terpaksa harus pergi dari rumah itu karena cucu RA Kartini langsung bernama Boedi Soesalit telah tiada.
“Jadi ada oknum yang meminta mereka meninggalkan rumah bantuan pemerintah itu. Cucu, menantu dan para cicit RA Kartini dianggap tidak berhak menghuni lagi,” tambah Marzuki.
Namun lagi-lagi kepala desa di wilayah Parung menyatakan bahwa keturunan yang dimaksud tdiak ada di desanya. “Alamat lengkapnya di mana Bang, Pak Camat juga tanya. Tapi saya bilang itu nggak ada,” tutup Toing.
(dyn/b/feb/run)
Source: http://www.metropolitan.id/2018/04/camat-parung-kerahkan-kades-cari-cicit-ra-kartini/
Ia mengaku tidak ada keberadaan rumah bantuan pemerintah di daerah Parung, Bogor. “Kalau ada petunjuk yang jelas seperti KTP dan sebagainya, lebih mudah sepertinya untuk melacak keberadaan cicit RA Kartini,” ujarnya kepada Metropolitan.
Hal ini juga diutarakan Kepala Desa Cogreg Suherdi. Ia mengaku tidak pernah mendapatkan informasi soal keberadaan cicit RA Kartini. “Sudah saya tanya ke staf dan di buku kependudkan, tidak ada,” ucap Suherdi.
Sebelumnya, Bupati Jepara Ahmad Marzuki menyinggung soal kehidupan keturunan tokoh penggerak emansipasi wanita itu yang memprihatinkan. Marzuki menjelaskan, cucu tunggal Boedi Setyo Soesalit dan menantu RA Kartini, Sri Bidjatini bersama lima anaknya yang merupakan cicit pejuang wanita Indonesia, hidup dalam keprihatinan. Kelimanya yakni Kartini, Kartono, Rukmini, Samimun dan Rachmat hidup sengsara di Parung, Kabupaten Bogor.
“Hanya yang pertama yang lumayan, sedangkan Kartono mengojek. Demikian pula Samimun juga jadi tukang ojek,” ucap Marzuki saat memberi sambutan pada Resepsi Peringatan Hari Kartini ke-39 Tahun di Pendapa Kabupaten Jepara, Sabtu (21/4/2018).
Sementara Rukmini telah ditinggal suaminya yang bunuh diri akibat terlilit ekonomi. Sedangkan Racmat menderita autis. “Dia (Rachmat, red) sudah meninggal,” kata Marzuki.
Ia menambahkan, para keturunan Kartini itu tidak ada yang tinggal atau menetap di Jepara. Mereka justru tinggal di rumah bantuan pemerintah di daerah Parung, Bogor. Namun, mereka terpaksa harus pergi dari rumah itu karena cucu RA Kartini langsung bernama Boedi Soesalit telah tiada.
“Jadi ada oknum yang meminta mereka meninggalkan rumah bantuan pemerintah itu. Cucu, menantu dan para cicit RA Kartini dianggap tidak berhak menghuni lagi,” tambah Marzuki.
Namun lagi-lagi kepala desa di wilayah Parung menyatakan bahwa keturunan yang dimaksud tdiak ada di desanya. “Alamat lengkapnya di mana Bang, Pak Camat juga tanya. Tapi saya bilang itu nggak ada,” tutup Toing.
(dyn/b/feb/run)
Source: http://www.metropolitan.id/2018/04/camat-parung-kerahkan-kades-cari-cicit-ra-kartini/
Posting Komentar