PARUNG INFO - BOGOR - Tawar-menawar antara pembeli dan penjual setiap hari mewarnai
Pasar Ikan Parung. Pasar seluas kurang lebih 800 meter persegi di
kawasan Parung, Bogor, Jawa Barat, memang dikenal sebagai pusat
perdagangan ikan hias. Beragam ikan ditawarkan seperti koki, arwana,
blackghost, dan banyak lagi. Pehobi ikan hias di sekitar Jakarta pun
kerap berburu di pasar ini.
Walau dikenal sebagai pasar ikan
hias, tempat ini juga menjual jenis-jenis ikan konsumsi seperti lele,
mujair, gabus, hingga lobster. Sebagian ikan-ikan tersebut ditempatkan
pada kolam buatan berbentuk kotak-kotak kecil atau kantong-kantong
plastik. Pembeli tinggal memilih ikan yang dicarinya.
Soal harga,
berlaku tawar-menawar seperti pasar tradisional pada umumnya. Jadi
pandai-pandailah menawar agar tak membeli dengan harga mahal. Sekadar
panduan, para pedagang biasanya menawarkan harga 25 hingga 50 persen di
atas modal. Sekantong ikan red pinsa isi 10 ekor misalnya dijual Rp
15.000 sedang sekantong ikan lemonsie isi 25 ditawarkan dengan harga Rp
25 ribu. Transaksi berlangsung relatif cepat. Sekali memutuskan tidak
membeli, beberapa menit kemudian ikan sudah berpindah tangan ke peminat
lain.
Pembeli juga bisa menemukan tanaman air untuk pemanis
akuarium serta anakan kura-kura Brasil maupun penyu di pasar ini. Bila
berminat mencari ikan hias dengan harga miring, Pasar Ikan Parung
jawabannya. Namun perlu diketahui pasar ini hanya buka tiap Senin, Rabu,
dan Jumat mulai pukul 04.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB. Gunakan juga
sepatu boot karena pasar ikan ini becek.
Selain ikan, akuarium
juga pantas menjadi perhatian. Belakangan ada trend baru untuk mengisi
akuarium yaitu aquascape. Teknik ini mengisi akuarium dengan berbagai
jenis tanaman air seolah memindahkan hutan tropis lewat media akuarium.
Berbagai jenis pohon dapat diselaraskan dengan akuarium yang disesuaikan
dengan jenis keinginan serta kemampuan keuangan.
Bagi para
pemula mungkin dapat memilih pohon-pohon yang cukup hijau dan rimbun
namun tak perlu mahal. Asal selalu memperhatikan suhu air antara 25-27
derajat Celsius serta jenis ikan dan harus memiliki media pasir selica
sehingga habitat pohon tak mudah rusak. Pepohonan itu memerlukan
karbondioksida dari alat khusus, cahaya ultra violet lewat lampu, dan
pupuk cair. Harga tanaman hias di pasaran berkisar antara Rp 5.000
hingga Rp 2 juta. Namun apabila mengetahui jenisnya cukup mencari di
daratan bahkan ke pegunungan.
Model akuarium pepohonan ini sudah
hampir sepuluh tahun ditemukan peneliti Belanda ketika berkunjung di
hutan tropis. Di Indonesia sendiri baru populer beberapa tahun
belakangan ini karena biaya pemeliharaan yang mahal. Untuk akuarium
berukuran besar harus merogoh kocek sedikitnya 10 jutaan dan tanamannya
sendiri dijual Rp 5 juta per meter.
Aksesoris perlengkapan
akuarium menjadi sesuatu yang tak terpisahkan dari akuarium. Aksesoris
akan menambah keindahan akuarium. Bentuk aksesoris ini memang
bermacam-macam sesuai dengan selera pecinta ikas hias seperti kulit
kerang, batu-batuan, pasir, hingga tumbuh-tumbuhan baik yang asli maupun
yang plastik. Bisa juga dihias dengan relief.
Berbagai aksesoris
akuarium sebenarnya tak hanya berfungsi untuk hiasan. Pernak-pernik
akuarium seperti batu karang misalnya bisa menjadi tempat ikan
berlindung. Apalagi pada akuarium yang luas dan terdiri dari beberapa
jenis ikan. Tentu saja berbagai hiasan ini harus disesuaikan dengan
jenis ikan yang dipelihara. Selain itu perawatan harus rutin dilakukan
agar keindahan tetap terjaga.(Liputan 6)